Ayah.......
Dia orang pertama yang adzan kan kita, dia orang pertama yang gelisah mengkhawatirkan kita, dia orang pertama yang senyum pada kita, dia lah AYAH kita LEMITED EDITION hanya satu didunia.
Dulu, disetiap pagi hari, dimulai matahari mulai menampakkan dirinya, suara ayam mulai membangunkan suasana, pertama kali kubuka mata yang kulihat sosok ayah yang bisa juga ku sebut sebagai sahabat.
Sahabat yang selalu mengerti apa yang diinginkan putri kecilnya, walaupun ia tak dapat mengabulkan semua permintaan putri kecilnya, tetapi ia akan selalu berusaha (lebih tepatnya berbohong) agar putri kecilnya tidak merasa kecewa karena ayah tidak dapat memenuhi keinginan nya.
Semua berjalan dengan menyenangkan sampai saat putri kecilnya telah bertumbuh menjadi remaja wanita yang cukup membanggakan, Walaupun demikian aku tak mengurangi kedekatan ku dengan ayah, kami masih sering tertawa bersama. Hingga pada saatnya si putri kecil ayah yang mulai beranjak remaja tertarik pada lawan jenisnya, secara tidak sengaja aku mengurangi kedekatan ku dengan ayah, aku lebih banyak berkomunikasi dengan seorang remaja lelaki yang baru saja ku kenal, dan ayah pun menyadari semua itu.
Sekarang aku lebih banyak memegang dan bermain dengan handphone ku, ayah selalu memperhatikan ku, Ayah merasa dirinya sudah tergantikan dengan orang lain, seiring dengan waktu aku mulai berani mengajak teman lelaki ku bermain ke rumah dengan alasan "Dia teman sekolah ku ayah" itulah kebohongan pertama ku.
Ayah hanya dapat sesekali melihatku tertawa bersama teman lelaki ku diruang tamu, ayah pasti merasa sedih karema putri kecilnya kini sudah mendapatkan teman baru untuk diajak bercanda dan bukan dirinya lagi.
Semakin hari aku pun berani meminta izik ke ayah untuk sekedar mencari udara segar keluar bersama teman lelaki ku, dan itulah kebohongan ku yang ke dua.
Setiap kali aku keluar malam ayah selalu saja cemas dengan putri kecilnya, dimana putri kecilnya sekarang, apa yang dilakukan nya, hingga larut malam ayah selalu menunggu ku di ruang tamu. Sekali lagi ia berfikir "kini posisi nya telah tergantikan". Sering aku melihat ayah mengusap air matanya setiap kali aku mendatanginya.
Tapi..... sekarang semua berbeda aku tak lagi dapat melihat wajah ayah, mendengar suara ayah, melihat ayah menghapus air matanya, melihatnya menunggu ku cemas di ruang tamu, tertawa bersama nya. Sekarang ayah jauh dari ku.
Ayah terimakasih telah memberiku kadih sayang, semoga Allah lebih memberikan kasih sayang memberimu kebahagiaan dimana pun kau berada, amin.....
Aku sangat mencintainya meskipun aku tak pernah mengatakannya langsung, tetapi aku tau kalau ayah pun menyadari itu semua, Ayah.. mungkin marah mu sering kali membuat ku kesal tetapi ayah, kecewa mu jauh lebih membuat ku menyesal.
Bila ada mentari menyapa dipagi hari aku selalu teringan ayah, sosok yang rela korbankan waktunya untuk ku, kebahagiaan ku adalah kebahagiaan baginya. Suatu hari nanti aku akan membuktikan pada semuanya, membuktikan bahwa kau juga bisa menjadi yang terbaik seperti yang ayah mau.
Titip rindu buat ayah..............
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Titip Rindu Buat Ayah"
Posting Komentar