35O
Tahun lebih negara Indonesia di jajah oleh negara lain,tetapi itu dulu,
sekarang negara kita sudah merdeka, sudah lebih dari 70 Tahun negara kita
merdeka, Tetapi kata “Merdeka” itu hanya lah status untuk negara ini saja.
“Merdeka”
dari penjajahan negara asing, tetapi tanpa di sadari sebenarnya negara kita
sampai sekarang masih di jajah oleh sekumpulan “Tikus berdasi” yang selalu
menguras habis pendapatan Indonesia. Perjuangan saat ini bukan lagi perjuangan
dengan mengangkat senjata, tapi perjuangan saat ini membutuhkan sikap kritis
kita sebagai generasi masa depan bangsa.
Dan berbeda dengan penjajah yang
sebenarnya, para “Tikus berdasi” hanya menikmati hasil tanpa mau mengotori
tangan mereka, duduk dengan nyaman di Singgasana yang di sebut mereka adalah
sebuah “Jabatan”, dan menunggu datangnya sekumpulan uang yang entah dari mana
asalnya, tertawa, bergembira, merasa bangga, dengan apa yang telah
dilakukannya. Dan lebih menyedih kan adalah mayoritas para “Tikus berdasi” adalah
pejabat negara atau pemimpin negara indonesia ini sendiri.
Sebenarnya semua itu berasal dari
rakyat indonesia sendiri, karena rakyat indonesialah yang memilih secara
langsung pemimpin yang mayoritasnya bukan menjaga amanah melainkan
menjerumuskan indonesia kedalam jurang kebangkrutan.
Orang
yang memegang kekuasaan ada kecenderungan untuk melakukan penyalahgunaan
kekuasaan (korupsi). Jika kekuasaan tidak dibatasi dan tidak diawasi, maka
dipastikan kekuasaan akan disalahgunakan/korupsi. Karena itu, budaya
demokrasi harus membatasi kekuasaan dan harus ada yang mengatur
kekuasaan.
Pemilu
adalah saat yang paling menguntungkan bagi masyarakat indonesia, bukan karena
akan bergantinya kepemimpinan indonesia, tetapi dengan adanya pemilu masyarakat
akan mendapat kan keuntungan dari para caleg yang berlaku curang. Kata curang
disini yaitu caleg yang membagikan uang atau bingkisan kepada masyarakat yang
bersedia memilih dia dalam pemilihan umum nanti, inilah yang seharusnya di
benahi.
Dan
sebenarnya Negara Indonesia terancam dari dalam oleh koruptor-koruptor yang
semakin lama turun temurun dan menjadi budaya di negara ini. Persiapan
generasi optimis adalah upaya yang terpenting jika kita ingin melihat generasi
muda yang ingin terlibat dalam ketokohan politik dan memusnahkan para "Tikus-tikus berdasi"
Tidak banyak pilihan, yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah melihat kenyataan politik yang
ada, terjun ke dalam, dan ubahlah mana yang harus diubah, serta pertahankan
mana yang harus dipertahankan. Berpolitik bukan merupakan hak sepenuhnya kaum tua, kaum muda pun harus ambil bagian.
Yang muda yang berkarya, yang muda yang membangun bangsa ini.
Tunjukkan bahwa kita adalah penerus bangsa yang siap
untuk membawa bangsa ini menjadi lebih baik. Hapuskan pandangan bahwa anak muda
tidak pantas berpolitik. Berdiri, dan katakan dengan lantang “Saya adalah
penerus bangsa! biarkan saya berpolitik.”
Ayo
sama-sama kita tunjukkan “Kemerdekaan” yang sesungguhnya kepada indonesia
karena kami yakin “Indonesia Bisa”
Belum ada tanggapan untuk "Ancaman Dari Dalam."
Posting Komentar